Hiro-X- Pada pertemuan sebelumnya kami sudah membahas tentang Ignition Switch, Sumber tegangan. dan Penjelasan singkat tentang Sistem Pengapian.
Sistem pengapian memiliki fungsi sebagai menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang tepat untuk dapat membakar campuran bahan bakar dan juga udara di dalam silinder. yang didefinisikan seperti demikian.
Di pertemuan selanjutnya ini kami akan membahas masih ke Komponen Sistem Pengapian. Namun lebih lengkap, artinya menyelesaikannya.
Disini pembahasannya mulai dari Ignition Coil, Contact Platina, Nok, Kondensor, Busi dan Spark Plug, silahkan perhatikan penjelasannya di bawah ini.
Kumparan Pengapian ( I g n i t i o n C o i l ) , yang memiliki suatu fungsi sebagai menaikkan tegangan yang telah diterima dari sumber tegangan ( alternator ) menjadi suatu tegangan tinggi yang memang diperlukan untuk pengapian.
Maka didalam sebuah kumparan pengapian terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder yang dililitkan pada tumpukan-tumpukan plat besi tipis. Dengan menggunakan diameter kawat pada kumparan diprimer 0,6 – 0,9 mm, dengan jumlah lilitan berkisar 200 – 400 kali, sedangkan diameter kawat pada kumparan di bagian sekunder 0,05 – 0,08 mm dengan jumlah lilitan berkisar 2000 – 15.000 kali.
Karena dengan adanya perbedaan jumlah dan juga perbedaannya dari gulungan pada kumparan primer dan sekunder tersebut, dengan cara dalam mengalirkan arus listrik secara terputus-putus pada kumparan primer (sehingga pada kumparan primer timbul/hilang kemagnetan secara tiba-tiba), maka pada kumparan sekunder akan terinduksi maka yang nantinya akan timbul adalah induksi tegangan tinggi sebesar ± 10.000 volt.
Nok Platina (Breaker Cam), yang memang berfungsi sebagai dari membuka kontak platina pada waktu (sudut engkol) yang telah tepat, maka ketika pengapian dapat diatur menurut ketentuan.
Kondensor (Capacitor), yang memang mempunyai kemampuan dalam sejumlah muatan listrik yang telah disesuaikan pada kapasitasnya dan dalam waktu tertentu. Kondensor dalam sistem pengapian di konvensional berfungsi untuk dapat menyerap/meredam loncatan bunga api pada kontak platina yang terjadi pada saat kontak platina telah mulai untuk membuka dengan tujuan untuk dapat mempercepat pemutusan arus primer sehingga meningkatkan tegangan pada kumparan pengapian sekunder.
Karena busi telah bekerja dalam ruang bakar yang memang mengalami tekanan yang cukup tinggi, perubahan pada bagian temperatur secara drastis dari sangat panas ke suhu yang dingin secara berulang-ulang dan terus - menerus, serta harus mampu untuk tahan terhadap suatu getaran yang keras maka busi dibuat dari bahan-bahan yang tahan terhadap hal-hal tersebut.
Jenis busi yang ada pada umumnya diklasifikasikan menurut keadaan panas dan juga dalam keadaan temperatur di dalam ruang bakar. Secara umum, pembagian jenis busi adalah sebagai berikut :
- Busi dingin ( Cold Type Spark Plug ) merupakan sebuah busi yang mempunyai kemampuan untuk dapat menyerap dan juga untuk dapat melepas/membuang panas dengan cepat sekali. Busi dingin biasanya dapat digunakan pada mesin yang memang temperatur kerja dalam ruang bakarnya tinggi.
- Busi panas ( Hot Type Spark plug ) merupakan sebuah busi dengan kemampuan menyerap dan melepas panas yang lambat. Jenis ini banyak digunakan pada mesin yang temperatur kerja dalam ruang bakarnya yang rendah. Diantara kedua jenis busi tersebut terdapat satu jenis busi lagi, yaitu Busi Sedang ( Medium Type Spark Plug ).
Sistem Kode Busi, Busi telah diberi sebuah kode dengan huruf dan juga angka. Sistem kode yang memang digunakan ternyata berbeda-beda tergantung dari pada pabriknya. Namun sebagai contoh, ini merupakan uraian sistem kode busi yang terdapat pada NGK.
No comments:
Post a Comment