Hiro - X - Sistem pengapian memiliki fungsi sebagai menghasilkan percikan bunga api pada busi pada saat yang tepat untuk dapat membakar campuran bahan bakar dan juga udara di dalam silinder.
Sistem pengapian sangat memiliki suatu perananan yang sangat penting dalam pembangkitan tenaga (daya) yang telah dihasilkan oleh suatu mesin bensin. Apabila sistem pengapian tidak bekerja dengan baik dan tepat, maka akan terjadi suatu kelancaran proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar akan terganggu maka yang akan terjadi adalah tenaga yang dihasilkan oleh mesin berkurang.
Klasifikasi Sistem Pengapian
Berdasarkan pada Sumber tegangannya, sistem pengapian dapat dibedakan menjadi dua macam :
- sistem pengapian baterai (DC)
- sistem pengapian magnet (AC).
- Sistem Pengapian Konvensional (Platina)
- Sistem Pengapian Elektronik (CDI)
Selanjutnya dalam kegiatan belajar ini akan kita bahas mengenai sistem
pengapian konvensional, yaitu :
- Sistem Pengapian Magnet Konvensional (AC)
- Sistem Pengapian Baterai Konvensional (DC)
Komponen Sistem Pengapian Konvensional ( Sumber Tegangan dan Kunci Kontak )
- Sumber Tegangan, memang memiliki suatu peranan dalam fungsinya sebagai penyedia tegangan yang telah diperlukan oleh sistem pengapian. Sumber tegangan sistem pengapian ini telah dibedakan menjadi dua menurut jenis tegangan yang digunakan, yaitu :
- Sumber tegangan AC (Alternating Current), seperti Alternator (Kumparan Pembangkit dan Magnet), yang berfungsi untuk dapat mengubah energi mekanis yang telah didapatkan dari putaran mesin menjadi tenaga listrik berupa arus bolak-balik (AC).
- Sumber tegangan DC (Direct Current), yaitu berupa pada Baterai yang telah didukung oleh sebuah sistem pengisian (Kumparan Pengisian, Magnet dan Rectifier/Regulator), yang memiliki suatu fungsi sebagai penyedia tegangan DC yang diperlukan oleh sebuah sistem pengisian tersebut.
- Kunci Kontak (Ignition Switch), yang memiliki sebuah fungsi sebagai sebuah saklar utama untuk dapat menghubung dan juga dapat memutuskan (On-Off) rangkaian pengapian (dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada kendaraan sepeda motor. yang mana memiliki suatu fungsi dan cara kerjanya, kunci kontak dibedakan menjadi dua, yaitu :
- Kunci kontak untuk pengapian AC (pengendali massa). Di bagian posisi OFF dan LOCK, kunci kontak akan membelokkan tegangan dari sumber tegangan (alternator) yang memang dibutuhkan oleh sistem pengapian ke massa melalui terminal IG dan E kunci kontak, sehingga pada sebuah sistem pengapian tidak dapat bekerja atau berfungsi. Namun, pada posisi OFF dan LOCK kunci kontak juga memutuskan hubungan suatu tegangan (+) baterai (terminal BAT dan BAT 1) sehingga secara seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan. Namun sewaktu dalam keadaan ON, kunci kontak memutuskan hubungan terminal IG dan E, maka sebuah tegangan yang dihasilkan oleh alternator diteruskan ke sistem pengapian. Sistem pengapian dapat dioperasikan, selain itu hubungan terminal BAT dan BAT 1 terhubung sehingga seluruh sistem kelistrikan dapat dioperasikan.
- Kunci kontak untuk pengapian DC (pengendali positif). Sewaktu pada posisi ON, kunci kontak akan menghubungkan tegangan (+) baterai ke seluruh sistem kelistrikan (termasuk sistem pengapian) untuk dapat segera mengoperasikan seluruh sistem kelistrikan yang ada. Dan jika dalam keadaan OFF dan LOCK, kunci kontak memutuskan hubungan kelistrikan langsung dari sumber tegangan (terminal (+) baterai) yang dibutuhkan oleh seluruh sistem kelistrikan, sehingga seluruh sistem kelistrikan tidak dapat dioperasikan.
Demikian untuk penjelasan sekarang ini tentang Sumber Tegangan dan Kunci Kontak. Semoga informasi ini dapat Bermanfaat unttuk kalian semua.
No comments:
Post a Comment