Hiro-X - Kami akan megatakan kalau untuk Bahan Bakar seperti Biodiesel atau Biosolar merupakan sebuah bahan bakar nabati untuk masa depan dunia. Dapat dikatakan demikian dapat juga dikatakan tidak demikian.
Hal ini dkarenakan ada beberapa jenis bahan bakar yang memang sifatnya merupakan alternatif yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan atau pun yang terbuat dari lemak hewan yang juga patut dalam menyandang label yang sama, yaitu sebagai bahan bakar untuk masa depan dunia, seperti adanya ethanol dan methanol. Semua ini memang telah memiliki peluang yang sama untuk dapat menjadi salah satu tumpuan untuk “menggerakkan dunia” di masa yang akan datang.
Namun, setidaknya sampai dengan saat ini, biodiesel sudah menunjukkan popularitasnya di berbagai negara. Penggunaannya yang memang telah menjadikan bahan bakar atau campuran bagi bahan bakar turunan dari pada minyak bumi sudah semakin luas dipergunakan dan bahkan telah melebihi jenis bahan bakar nabati lainnya.
Di negara Indonesia merupakan salah satu negara yang mulai mewajibkan penjualan solar yang mengandung persentase tertentu yang dimaksudkan adalah dengan adanya biodiesel sebagai inti dari pada kandungannya.
Apa itu Biodiesel?
Biodiesel atau biosolar merupakan jenis bahan bakar yang memang bersifat alternatif yang memang dibuat dengan minyak nabati yang berasal dari berbagai jenis tamanaman biji-bijian. Bahan bakar nabati ini atau dikenal sebagai bioenergi juga kerap dilekatkan pada bahan bakar terbarukan ini merujuk pada sumber darimana asalnya, yaitu tumbuhan atau tanaman.
Pada bahan bakar nabati ini telah di buat dan diproduksi dari pada berbagai jenis biji-bijian yang memang memiliki asam lemak yang mengandung namanya mono-alkyl ester.
Beberapa jenis dari biji-bijian yang terbukti dapat diproses menjadi biodiesel adalah :
- Kemiri
- Biji Jarak Pagar
- Nyamplung
- Kacang Tanah
- Biji Kapuk
Nama-nama ini hanya sebagian kecil saja, dan ternya masih banyak lagi biji-bijian lain yang dapat menghasilkan produk juga yang sama.
Mengapa Dikatakan kalau Biodiesel dan berbagai Bahan Bakar Nabati Merupakan Masa Depan Dunia?
Hampir semua pihak telah memprediksi kalau pada abad ke-21 akan menjadi dari pada akhir dari zaman keemasan bahan bahar fosil, yang dimaksudkan adala minyak bumi.
Diperkirakan dengan adanya cadangan minyak bumi yang ada di bumi akan segera habis dalam masa yang ke 40-70 tahun ke depan. Hal itu sudah terasa di berbagai belahan dunia dengan yang namanya merasakan sulitnya menemukan cadangan minyak bumi.
Jangan salah Kalau Indonesia juga memang sudah merasakan hal itu dimana posisinya sebagai salah satu negara dengan pengekspor minyak telah berubah menjadi negara pengimpor minyak bumi.
Dengan demikian lah, menjadi suatu alasan utama mengapa biodiesel dan juga koleganya akan segera menjadi masa depan dunia.
Sifatnya dari pada Manusia adalahh membutuhkan yang namanya energi untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Mulai dari sekedar untuk menerangi rumahnya dengan menggunakan yang namanya daya listrik dan menggerakkan kendaraannya untuk biasa melakukan dalam beraktifitas dari satu tempat ke tempat lain.
Pasti akan mengherankan dan akan sulit sekali dibayangkan jika memang suatu waktu tidak ada lagi yang namanya bahan bakar untuk dapat menjalankan mobil atau sepeda motornya mereka. Juga tidak suplai bahan bakar untuk dapat mengoperasikan traktor dan berbagai jenis mesin lainnya.
Hal ini akan dapat dicegah dan dapat diantisipasi, jika sebelum minyak bumi habis sudah ditemukan yang namanya penggantinya.
Biodiesel atau Biosolar yang memang di ciptakan untuk bahan bakar nabati masa depan dunia
Dengan maksud adalah untuk mencari pengganti bagi minyak bumi, tetapi umat manusia punya satu tujuan lain. Belajar dari pada pengalaman dalam mempergunakan bahan bakar dari fosil, manusia menemukan dua hal kritis yang kemudian menjadi kriteria tambahan bagi bahan bakar jenis baru :
Terbarukan
Bahan bakar yang ada pada fosil, seperti minyak bumi atau mungkin batubara memiliki sebuah kelemahan yang bersifat sangat fatal, kesediaannya terbatas dan juga tidak bisa diperbaharui.
Akan dapat membutuhkan Banyak waktu, bahkan mencapai jutaan tahun untuk dapat merubah fosil binatang, manusia atau tumbuhan menjadi minyak bumi dan batubara.
Ramah Lingkungan
Kelemahan yang lainnya dari bahan bakar fosil iah penggunaannya menghasilkan gas buang yang dapat mencemari udara. Lebih parah lagi gas buang ini juga memiliki sifat Efek Rumah Kaca yang ternyata akan sangat dapat membahayakan atmosifr bumi.
Maka dari itu akan ada yang namanya pemikiran untuk menemukan bahan bakar baru yang bisa diperbarui dan pastinya akan sangat ramah terhadap lingkungan.
Yang pasti adalah jawabannya, Biodiesel atau biosolar.
Biodiesel atau biosolar, akan sangat baik sebagai bahan bakar murni atau campuran yang memang dapat memperlihatkan efek polutif yang lebih rendah dibandingkan dengan adanya solar yang berasal dari minyak bumi.
Ketersediaannya pun dapat memenuhi kriteria bisa diperbaharui karena tanaman ini bisa ditumbuhkan kembali sewaktu mereka mati.
Dengan demikian lah alasannya, mengapa bahan bakar nabati ini, seperti biodiesel menjadi salah satu tumpuan yang akan datang dimasa depan, karena mereka juga bisa memenuhi kedua kriteria tambahan sebagai bahan bakar alternatif.
Penggunaan Biodiesel di dunia
Dengan semakin tingginya angka kesadaran akan menipisnya yang namanya bahan bakar minyak, disemua negara di dunia bergegas untuk dapat memunculkan teknologi dan juga peraturan yang mengharuskan penggunaan biodiesel dan juga bahan bakar nabati lainnya.
Kalau di Eropa, biodiesel sudah dipergunakan untuk mobil, kereta, dan juga untuk pesawat terbang. Selain itu juga dapat dipergunakan sebagai bahan bakar bagi proses produksi di berbagai perusahaan.
Sebagian besar memang masih sebagai campuran bagi bahan bakar minyak, tetapi penggunaannya dalam bentuk utuh berupa biodiesel murni pun telah mulai dilakukan.
Kalau di Indonesia, sudah menerapkan aturan penggunaan 15% biodiesel bagi semua solar yang memang dijual di negara ini sejak 1 April 2015.
Persentase ini akan terus ditargetkan untuk meningkat menjadi 25% dalam beberapa tahun ke depan.
Untuk dapat menunjukkan berapa persen terkandung di dalam kandungan sebuah bahan bakar, biasanya akan ada yang namanya kode yang dimulai dengan huruf B + dengan persentase bahan bakar nabati yang terkandung memang ada di dalamnya.
B100 – Bahan bakar tersebut adalah murni terbuat dari minyak nabati.
B15 – 85% Bahan bakar turunan minyak bumi dan 15% biodiesel
B25 – 75% Bahan bakar minyak dan 25% biodiesel.
Dan lain sebagainya.
Tantangan Bagi Biodiesel
Biodiesel pun masih menghadirkan beberapa tantangan untuk dapat menggunakannya secara lebih masal di seluruh dunia. Hal ini timbul baik dari sisi teknologi dan juga dari sisi sosial.
Ketersediaan
Kalau dibicarakan untuk masalah biodiesel dan bahan bakar nabati lainnya , memang dapat diperbaharui. Namun, untuk menghasilkannya akan sangat diperlukan lahan yang luas. Apalagi mengingat populasi yang ada didunia yang terus bertambah yang juga berarti kebutuhan akan bahan makanan akan sangat terus meningkat pula.
Kasusnya adalah, tumbuhan yang menjadi bahan utama pada biodiesel juga memerlukan lahan yang sama. Padahal bumi tidak akan bertambah lahannya dan akan tetap sama.
Apabila lahan diprioritaskan untuk menjadi sumber bahan baku biodiesel, dikhawatirkan akan mengganggu suplai bahan pangan bagi manusia.
Teknologi
Meskipun sudah bisa dipergunakan dalam bentuk murni, biodiesel yang memang kebanyakan masih dipergunakan sebagai bahan dari pada campuran. Alasannya adalah karena mesin-mesin dari kendaraan yang beredar dan juga mesin-mesin lainnya belum dapat mampu (atau disesuaikan) dengan kriteria dari pada bahan bakar nabati itu.
Apalagi bahan bakar masa depan ini memang memiliki titik beku yang lebih rendah daripada bahan bakar minyak. Ia akan lebih cepat dalam membeku.
Hal ini akan sangat menyulitkan bagi negara-negara yang memiliki empat musim dimana bisa saja bahan bakar yang ada di tangki akan membeku saat suhu udara turun.
Harga Yang Relatif akan Lebih Tinggi
Untuk masalah bensin atau solar yang datang dari minyak bumi, harga bahan bakar nabati masih lebih tinggi.
Produksinya selain membutuhkan yang namanya lahan (yang tentu saja perlu dibeli atau disewa) juga akan sangat memerlukan pabrik untuk mengolah bahan baku menjadi bahan bakar yang dinamakan biodiesel.
Dibutuhkan para investasi yang besar dan pada akhirnya dapat membuat harga jualnya kepada konsumen menjadi lebih mahal dibandingkan minyak bumi.
Kelemahan apapun yang terdapat pada biodiesel (dan juga bahan bakar nabati lainnya), umat manusia tidak dapat memiliki banyak pilihan (dan waktu). Tinggal beberapa puluh tahun lagi yang akan tersisa untuk dapat menikmati ketersedian bahan bakar minyak.
Oleh karena itu, dalam penggunaan biodiesel dan bahan bakar nabati lainnya akan tetap menjadi sebuah opsi yang memang paling masuk akal untuk dapat menghindari masalah di masa yang akan datang.
Demikian yang dapat kami sampaikan untuk kalian semua terkait dengan yang namanya Pembahasan dari pada Biosolar dan Biodiesel. Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kalian semua.
No comments:
Post a Comment